Minggu, 23 November 2014

Sang Malam Pencuri Cahaya

Ketika aku jatuh cinta.. Saat itu kuserahkan segenap hatiku padamu..
Wahai kekasihku, sayangku, cintaku..

Ketika angin tak lagi berhembus seperti biasanya..
Air yang mengalir damai mulai berombak dalam..
Disitulah aku menemukanmu..

Dalam selimut kenangan yang tak dapat tersingkap,
dalam duka yang masih berlumuran darah..
Sepasang mata dan sebuah hati berkedip menyapa..
Menawarkan sebuah senyuman yang mengantikan kedukaan.

Langkah perwira tak sekuat derap langkahmu
Kilau cahaya matahari hanya dapat menyinarimu tanpa berpaling
Lonjakan suka cita berpacu dalam nadiku menjadikan tanda tentang datangnya hadirmu..

Cinta dan dirimu adalah satu..
Kasih dan hatimu tak pernah terpisah waktu..
Kau dan segenap jiwa mu kini mencuri perhatian ku..

Waktu tak dapat menghentikan sang bulan yang berteman dengan malam..
Matahari terbelalak ngeri melihat kelamnya pantulan dirinya dalam gelapmu..

Kau sang malam yang gelap
Kini telah menerangi sang bulan buta..
Menyadarkan bahwa sinar matahari hanyalah api yang membara..
Memberikan fakta dunia yang tak terbantahkan.

Kenangan akan panas matahari yang menyengan jiwa,,
Di imbangi dinginnya sang malam yang menyejukkan sukma..

Ya.. Kau pencuri..
Mencuri hati sang bulan..
Menyinarinya dengan gelap malam..
Menjadikannya bersinar temaram.

by.DNmeilisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar